Senin, 18 Agustus 2008

Keliling dunia naik "sepeda balon udara"

Perayaan 17 Agustus kali ini menandai tahun ketiga kami tinggal di perumahan yang sekarang, dan tahun ketiga juga Kaysan ikut pawai sepeda hias. Tahun ini sepeda Kaysan disulap jadi balon udara...

Modalny
a cukup dari bongkar-bongkar rumah, antara lain hula hoop tante Yani, payung lebar nenek, kain warna warni bekas banner tante Tia, botol nu tea bekas, wadah activia bekas, kantong net bekas bawang dan kertas shredder. Dari tahun ke tahun kami memang berniat untuk sedikit mungkin pakai material baru, yang dibeli khusus untuk hias sepeda, habis itu dibuang. Supaya nggak nambah-nambahin sampah.


Kalo kilas balik, lucu juga liat hiasan sepeda Kaysan dari tahun ke tahun. Tahun 2006, yang pertama, Kaysan keukeuh surekeh mo jadi Franklin. Terpaksa lah kami putar otak. Akhirnya tutup keranjang baju kotor disulap jadi tempurungnya. Lalu dibungkus dengan koran bekas yang di cat. Ternyata cat mengecat itu super ribet bin repot. Berhubung kami baru kerja last minute, yang ada cat masih rada basah pas acara udah mo mulai. Ibu dan ayah udah angkat tangan, akhirnya tante Tia yang ngelarin ngecatnya.


Kapok dengan urusan cat mengecat di tahun sebelumnya, di tahun 2007 hampir saja Kaysan urung ikutan pawai sepeda hias. Tapi ibu nggak tega, trus pas lewat rumah tetangga yang lagi hias sepeda dapat inspirasi cara buat konstruksi rangka pake bambu. Jadi pengen nyobain, ya udah deh, akhirnya tahun 2007 itu ibu jadi tim kreatif satu-satunya. Ayah dan tante Tia udah nggak tertarik ikutan. Alhamdulillah pas aja di samping rumah tergeletak bambu-bambu usang. Lagi-lagi berhubung kerjanya last minute, di rumah nggak ada bahan hiasannya, satu-satunya cuma ada pohon jambu yang butuh trimming. Akhirnya bermodal daun jambu, 15 menit menjelang pawai jadilah si "tikus hijau". Ternyata diluar dugaan, Kaysan dapat penghargaan kedua karena dinilai paling orisinal dan kreatif.

Nah, berhubung semangat dapat penghargaan, langsung mikir-mikir deh tahun depannya mau buat apa. Kepikir untuk manfaatin barang bekas, terinspirasi iklan pesawat terbang botol
aqua. Alhasil kami pun mulai ngumpulin botol PET Nu Tea sisa tante-tante yang terobsesi dapat 100 juta undiannya. Trus Kaysan juga sempat tergila-gila activia, wadahnyapun kami kumpulkan. Memang sih di rumah kami pemulung segala wadah, kotak dll, bukan untuk sepeda hias sih sebenarnya, tapi karena kami punya kegiatan Klab Main.

Untuk tahun 2008 ini diputuskan menghias sepeda gilirannya si Ayah. Berhubung 17 Agustus jatuh di hari minggu, menghias sepeda pun di mulai dari sabtunya. Cari sana-sini di rumah nggak nemu bambu. Minta ke tetangga bambu bekas stegger bangunan, eh susah pula di buat bilah-bilah. Jadilah bongkar-bongkar, diputuskan pakai hula hoop tante yani dan payung besar nenek untuk konstruksinya.



Awalnya Ayah menghias di rumah, sementara Kaysan ikutan lomba-lomba di lapangan ditemenin ibu. Eh tapi pas siang pulang ke rumah, progress Ayah baru sampai masang hula hoop dan payung, sambil bingung mo dijadiin apa. Trus lebih bingung lagi barang-barang bekas hasil ngumpulin setahun mau dipake jadi apa. Semua pun puter otak, kepikir bisa jadi mulai dari ikan buntal, UFO sampai bolu kukus.
Jreng...jreng...Ibu keinget si Tante Tia punya kain warna-warni bekas properti acara reuni Open Door. Wah kayaknya balon udara cocok nih. Langsung deh ide-ide segar lain mengalir, keranjangnya dibuat dari botol Nu Tea yang dironce aja kata tante Tia. Jadilah Ayah (konstruktor), ibu ("penjahit" kain jadi "balon") dan tante Tia (pembuat keranjang) sebagai tim kreatif resmi menghias sepeda Kaysan tahun 2008 ini. Ini nih Tim Kreatif berpose dulu sebelum pawai di mulai hi3...




Final touchnya makin lengkap dengan kantong pasir dari net bekas bawang yang diisi kertas shredder. Trus di balon biar kain nggak terbang dipasang pin WWF yang dulu banget dikasih tante Verena dan dapat dari CIFOR pas acara GreenFest 2008. Kaysan sendiri pake kaos hijau gambar sepeda dan topi yang ada pin selamatkan lahan basah Jakarta dari Jakarta Green Monster (JGM).

Komentar penonton pas pawai hampir sama: "wah nggak pernah kepikir pake barang-barang bekas bisa jadi begini". Trus ada juga yang baca pin-pin yang ditempel. Semoga aja pesan lingkungannya nyampe ya...
Alhamdulillah nih, Kaysan terpilih jadi peserta terunik. Naik panggung deh dia pas malam ramah-tamah.

Dari pengalaman ini berasa deh bahwa terlibat di proses kreatif itu asyik. Buktinya Ayah aja yang awalnya nggak terlalu antusias, belakangan malah jadi mikir...hmmm, tahun depan buat apa ya? Kalau refleksi pakai ilmu baru dari trainingnya dari CREDO, bener deh dalam proses kreatif ini kami ngelewatin tahap observasi, eksplorasi, cari ide, ambil keputusan dan kreasi.

Foto-foto pawai sepeda hias 2008 ada di blog tante Tia.

8 komentar:

  1. jd dapat penghargaan enggak tahun ini???

    BalasHapus
  2. Taun lalu gue dah frustasi ngeronce tuh daun, gak napsu :p

    BalasHapus
  3. hihihihihi, ceritanya lucu bener.. gw seneng ngeliat muka kaysan pas jadi franklin, tapi hiasannya paling suka emang pas yang balon udara lantaran emang beneran lucu n unik! selamat ya... :D

    BalasHapus
  4. hehehe...taun itu emang kita ikutannya kaysan hias, bukan sepeda hias :p

    BalasHapus
  5. Tahun ini ada 3 peserta yang dapat penghargaan, yaitu peserta dengan hiasan (i) terunik, (ii) terlucu dan (iii) terapi. Kaysan dapat penghargaan sebagai yang terunik. Jadi alhamdulillah dia naik panggung lagi tahun ini Tante Ii :-)

    BalasHapus
  6. Tahun ini ada 3 peserta yang dapat penghargaan, yaitu peserta dengan hiasan (i) terunik, (ii) terlucu dan (iii) terapi. Kaysan dapat penghargaan sebagai yang terunik. Jadi alhamdulillah dia naik panggung lagi tahun ini Tante Ii :-)

    BalasHapus
  7. O..ijreh..kelupaan, tante Tia sempet nyobain ngeronce daun pake benang pas tahun lalu. Hopeless and quit. Akhirnya daun ditempel pake selotape bening besar :-)

    BalasHapus
  8. Thanks De! Seru-seruan aja, melatih "kerjasama" keluarga sekali setahun hi3....

    BalasHapus

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...