Selasa, 02 September 2008

Surga Dunia di Kebun Raya Cibodas

“If paradise still exist on earth, Cibodas must have been part of it" ~ Ungkapan Dr. F.W.Went, seorang ahli fisiologi tumbuhan asal Jerman yang lama bermukim di Indonesia tersebut, terbukti memang benar adanya. Kami benar-benar jatuh cinta dengan Kebun Raya Cibodas (KRC).

Akhir pekan (23-24/08/2008) lalu adalah kali kedua kami berkunjung KRC dengan Kaysan, berselang 2 tahun dari kunjungan yang pertama. Kalau bukan karena frustasi dengan macet Jakarta-Puncak, pasti sudah lebih sering kami berkunjung ke surga dunia ini.

Bila berniat ke KRC coba atur untuk menginap di Wisma Tamu kepunyaan LIPI, yang lokasinya tepat di tengah-tengah KRC ini. Selain agar punya waktu untuk eksplorasi KRC  setelah bermacet-macet di perjalanan, kamu pasti akan merasakan pengalaman tak ada duanya, bermalam di tengah kebun yang luasnya 125 H ini. Wisma Tamu LIPI ini disewakan untuk umum, tapi mesti booking setidaknya 2 bulan sebelumnya kalau ingin bermalam di weekend.

Ngapain di Kebun Raya Cibodas?
Yang pasti sih bisa liat koleksi tanamannya yang banyak banget. Di dekat Wisma Tamu LIPI ada rumah kaca isinya koleksi kaktus dan anggrek. Di dekat Wisma Tamu LIPI juga ada taman lumut dan pohon bunga bangkai.

Selain itu bisa juga trekking ke Air Terjun Ciismun yang jaraknya sekitar 1,5 km dari Wisma Tamu. Melewati deretan pohon Bunya-bunya raksasa yang umurnya sudah lebih dari 140 tahun. Hampir sama tua dengan KRC yang umurnya genap 156 tahun bulan April yang lalu.

Atau sepertinya asyik juga untuk bird watching...Kami memang belum pernah coba, tapi ada papan daftar burung yang sering tampak di KRC. Sepertinya bila berkunjung lagi ke KRC, kami akan cari kawan-kawan yang ahli perburungan. Seahli kawan-kawan JGM yang jadi pemandu bird watching di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Hal lain yang pernah kami coba adalah keliling KRC naik sepeda. Medannya memang naik turun sih, tapi worth to try and fun. Genjot campur dorong... Sepeda mesti bawa sendiri, karena nggak ada sewa-sewaan sepeda di sana.

Dan yang pastinya anak-anak nggak akan pernah bosen adalah lari-larian di rumput hijau yang terhampar luas dan main air selokannya yang jernih asli pegunungan.


Bagaimana cara bermalam di Wisma Tamu LIPI?
Langsung saja kontak: Ibu Devi (T/F: 0263-512233)

Tersedia:
    Wisma Sakura (5 kamar + dapur kecil) Rp. 300.000,- per kamar/malam
    Wisma Medinila (9 kamar, tanpa dapur) Rp. 250.000,- per kamar/malam

Tiap kamar dilengkapi kasur spring bed, kamar mandi di dalam dan air panas.

Harga kamar untuk hari biasa dan biasa sama saja. Tapi hari biasa bisa booking per kamar, sementara untuk weekend harus satu unit Wisma. Untuk menghitung harga Weekend tinggal dikalikan saja.
    Misal: untuk Wisma Medinila = 9 x Rp. 250.000

Makan tersedia catering yang enak dan harga terjangkau. Harga untuk sekali makan:
    Makan pagi Rp. 15.000 per orang
    Makan siang dan malam mulai dari Rp. 17.500,-

Catatan: Foto rumah kayu bercerobong asap oleh Rudy.

3 komentar:

  1. waaa shan, gw baru liat nih..kayaknya asik banget tempatnya yah..patut dikunjungi, secara kita udah gak pernah lagi liwat puncak dan sekitarnya..

    BalasHapus
  2. Tararengkyu Shan...wah kayaqnya yang ini kelewat nih. Wah repot kalau ke Indo saudara pada sibuk berkarir susah diajak jalan. Next time yang ini musti nih dikunjungi.

    BalasHapus
  3. @ tepilaut: Wajib dicoba Mi! Bedanya sama nginep di villa umum. Berhubung cuma ada dua wisma tamu LIPI ini aja di tengah kebun yang luasnya 125 Ha, jadi dikit banget mobil dan motor yang sliweran. Apalagi ke Puncak dari Bandung enak banget, relatif nggak macet dibanding dari Jakarta.

    @ kmuljani: Next time mbak! Biar anak2 tau hutan tropis ;-)

    BalasHapus

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...