Selasa, 14 Mei 2013

Renang

Berenang dengan baik adalah salah satu keterampilan hidup (life skill) yang suami dan saya sepakat ingin kembangkan pada anak kami. Kini alhamdulillah Kaysan, 9,5 tahun, sudah mahir berenang gaya bebas dan dada serta menguasai gaya kupu-kupu dan punggung.

Ia masih terus berenang secara rutin untuk memperbaiki teknik agar lebih efektif dan tentunya menjaga kesehatan. Tulisan ini merupakan catatan lika-liku Kaysan belajar renang. Termasuk memanfaatkan renang atau olahraga secara umum dalam melatih karakter anak.

Bermain air di usia dini 

 

Suami dan saya mulai mengenalkan Kaysan bermain air di kolam renang ketika usianya menginjak 8 bulan. Sebenarnya hanya sekedar duduk di atas ban dan menggerak-gerakkan kakinya.

Kaysan - 8 bulan

Lalu di usia 3 tahun Kaysan sudah dapat dengan nyaman berenang menggunakan pelampung lengan dan kami cukup mengawasinya dari pinggir.


Kaysan - 3 tahun

Sambil bersenang-senang main air dan segala trik, kami berusaha mengajaknya mencelupkan kepala ke dalam air. Sayangnya tidak berhasil :-( Sekalipun demikian kami tidak pernah memasukkan kepalanya secara paksa ke dalam air selama berenang di periode usia batita tsb.

Alasan utamanya karena saya pernah baca di buku Life-span Development oleh John W. Santrock mengenai "downside" dari kelas berenang usia dini*):

"No one would disagree with the desire of parents that their infants learn to swim so they will not drown. However, some infants who take swimming lessons develop "infant water intoxification" by swallowing too much water. Water intoxification occur s when an individuals swallow enough water to lower the sodium (salt) content in the blood, which makes the brain swell and can lead to a stupor, coma, or seizure. Becaouse of the potentioal danger of infant water intoxification, the YMCA and Council for National Co-operation in Aquatics state that childre under age 3 should not be involved in organized swimming instruction classes. Also, children cannot cognitively learn to swim until they are 3 or 4 years of age. It is not uncommon for 4-years old who had swim classes since infancy to become suddenly terrified of the water because, for the first time, they understand that they could drown". 

Waktu itu kami pikir setelah Kaysan mau memasukkan kepalanya ke air, baru kami akan mulai mencari kelas belajar renang. Tapi ternyata perkembangan berikutnya mendorong kami mengambil keputusan berbeda.

Sakit tangan

 

Kaysan beberapa kali mengeluh tangan kirinya sakit. Di usianya yang masih balita, ia belum mampu mendeskripsikan sakitnya. Tiap kali kambuh, yang dapat saya amati hanya ia kesakitan sekali dan tangannya tidak boleh disentuh, kurang lebih seperti orang keseleo.

Saya tidak ingat persis kapan keluhan ini bermula, tapi seingat kami sejak ia lancar bicara di usia sekitar 2 tahun. Penyakit ini timbulnya kambuhan, tidak menerus. Berkisar antara sekali atau dua kali setahun, tapi tanpa penyebab yang jelas.

Misalnya ketika bergelantungan di monkey bar tidak ada masalah, tapi ketika ada teman yang menggandeng tangannya dengan sedikit hentakan yang sebenarnya tidak keras, mendadak bisa kambuh sakitnya. Atau ketika melompat turun dari ayunan, walaupun tangannya tidak dipakai sebagai tumpuan, mendadak bisa muncul sakitnya.

Ketika sekitar awal 2009 penyakit tangan tsb kumat lagi, akhirnya saya putuskan untuk rontgen dan konsultasi dengan dokter ortopedi. Alhamdulillah setelah diperiksa, dari foto rontgennya tidak terlihat ada masalah dengan tulang. Diagnosa dokter Kaysan mengalami Nursemaid Elbow.

Terminologi ini mengacu pada kondisi kesakitan pada siku karena bergeser sebagian. Kejadian ini banyak dialami oleh anak-anak usia di bawah 4 tahun. Ligamen pengikat tulang yang masih longgar pada anak-anak tsb mudah bergeser karena sedikit saja tarikan yang salah arah.

Awalnya kejadian ini banyak terdeteksi pada anak-anak yang dijaga oleh pengasuh (nursemaid), sehingga digunakan istilah nursemaid. Sementara untuk kasus Kaysan, mesti ibunya yang salah ini, soalnya saya yang pegang sendiri pengasuhan sehari-hari :-D **)

Menurut sang dokter, sejalan dengan bertambah usia anak, ligamennya akan semakin menguat dan padat sehingga sebenarnya penyakit ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi bila ingin ligamennya lebih cepat berkembang, obatnya hanya satu, yaitu secepatnya belajar berenang gaya bebas, tambahnya.

Kelas belajar renang


Kebutuhan penyembuhan Kaysan mendorong saya untuk secepatnya mencari kelas belajar renang. Setelah survei ke beberapa tempat, kesimpulan saya ada dua jenis kelas belajar renang yaitu:

1. Sistem Privat
  • Tidak ada pengelompokkan anak sesuai kemampuan. 
  • Tiap anak didik dipegang satu pelatih untuk seterusnya. 
  • Yang diajarkan di awal biasanya gaya dada.

2. Sistem Klub
  • Ada pengelompokkan anak sesuai kemampuan dan ada kenaikan tingkat
  • Tiap kelompok akan dipegang oleh pelatih sesuai perbandingan jumlah anak. 
  • Yang diajarkan di awal adalah gaya bebas
  • Tidak semua klub punya kelompok yang mengajarkan renang dari dasar (belum bisa sama sekali).

 

Mulai belajar renang 

 

Suami dan saya akhirnya memutuskan mendaftarkan Kaysan ke klub yang punya kelas dasar dan kelihatannya punya sistem yang menyenangkan bagi anak-anak di bulan Mei 2009. Latihannya di kolam renang Simpruk, 1x seminggu di hari sabtu sore. Sebenarnya cukup jauh dari rumah kami di bilangan Penggilingan, Jakarta Timur, tapi kami anggap kesempatan ini sebagai rekreasi keluarga. 

Belum genap sebulan latihan, Kaysan diajak ikut Swimming Festival di Sekolah Cikal. Bukan menang kalah yang dipentingkan, melainkan bersenang-senang dan melatih keberanian. Ia turun dengan board. Butuh perjuangan luar biasa untuk menyelesaikan 25 m. Terus terang kami orang tua sebagai penonton yang rasanya deg-degan.

Kaysan - 5,5 tahun


Belum dua bulan latihan, Kaysan off latihan karena sunat. Ketika mulai datang latihan lagi, belajarnya ibarat ulang dari awal lagi. Kaysan yang sebelumnya sudah sempat mau masukin kepala ke air, kembali menolak.

Kemudian saya dapat info kalau klub tsb buka cabang di sebuah sekolah di daerah Pulomas Jakarta Timur. Lokasi ini relatif dekat dengan tempat tinggal kami. Kaysan pun pindah latihan ke lokasi tsb. Butuh waktu sekitar 1 tahun sampai ia sepenuhnya menguasai gaya bebas dan mulai belajar gaya dada.


Ketika ada tawaran untuk menjajal kemampuan dengan ikut Tiara Bangsa Swimming Challenge di bulan Oktober 2010, Kaysan tertarik. Lewat pengalaman tsb, Kaysan dan kami menyadari secara teknik kemampuan renangnya masih perlu diperbaiki supaya efektif.

Alhamdulillah setelah berenang secara rutin, keluhan sakit tangan sama sekali tidak pernah muncul lagi. Sekalipun demikian saya merasa ia tetap perlu terus berlatih untuk terus memperkuat ligamen sikunya dan memperbaiki teknik renangnya. 

Pindah Klub


Sewaktu mengikuti swimming challenge saya jadi mengenal banyak klub lain. Saya jadi tahu ada klub dengan sistem pelatihan yang baik, lokasinya lebih dekat dengan rumah, dan iuran lebih terjangkau.

Akhirnya setelah sekitar 1,5 tahun di klub yang pertama, Kaysan pun pindah latihan ke klub kedua. Ia langsung bergabung dengan kelas Progresif A. Latihan jadi dua kali seminggu, sore hari, di kolam renang Taman Duren Sawit.

Jarak kolam kini hanya sekitar 5 km dari rumah. Semenjak jalur sepeda di sisi kanal banjir timur selesai dibangun, bila cuaca dan fisik sedang bersahabat, saya dan Kaysan menikmati pergi pulang renang berboncengan naik sepeda.


Belajar mengalahkan diri sendiri


Bulan Mei 2013 terhitung Kaysan genap berlatih renang dengan klub total selama 4 tahun. Selama 2,5 tahun bersama klub yang kedua, sudah sekitar 15 kompetisi renang yang diikutinya. Apakah dengan rajin ikut kompetisi artinya Kaysan kini berenang demi prestasi atau ambisi menjadi atlit?

Sebagian anak bisa jadi berbakat olahraga dan dapat terus diasah hingga menjadi atlit. Tapi tidak semua anak memiliki potensi yang sama. Saya sendiri menyakini tiap anak punya potensi yang unik. Sementara olahraga, dalam hal ini berenang, diperlukan tiap diri anak untuk menjaga keselamatan dan kesehatannya.

Sejauh ini prestasi renang Kaysan sendiri belum terlihat menonjol. Tapi saya melihat pentingnya untuk mempertahankan rutinitas latihan demi kesehatan dan membiasakan berolahraga (pola hidup aktif) sejak kecil.

Di samping itu saya juga memanfaatkan latihan renang sebagai cara melatih sikap kerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam dirinya. Hasil terbaik yang diukur bukan relatif terhadap orang lain, tapi terhadap dirinya sendiri. 

Saya mencatat perolehan waktu Kaysan dalam tiap kompetisi yang diikutinya. Kami berdua membuat kesepakatan, setiap ia berhasil mencapai waktu yang lebih baik dari sebelumnya (kami sebut best time) maka ia berhak mendapat sebuah buku. Buku ini adalah hadiah atas kerja keras latihannya sehingga mencapai hasil yang lebih baik.

Inspirasi ini muncul dari sebuah episode film seri kartun anak-anak Franklin. Di mana Franklin sedang berkecil hati karena tidak pernah menang lomba lari dari teman-temannya. Lalu ia mendapat stopwatch untuk mengukur kecepatannya sendiri relatif dari beberapa percobaan, untuk berusaha menjadi lebih baik.

Sejauh ini saya bersyukur kesepakatan ini berjalan baik. Catatan waktu Kaysan terus membaik. Ia tidak berkecil hati walaupun masih di bawah perenang lainnya. Secara tak langsung saya perhatikan ia belajar menerima kekalahan dengan jiwa besar. Sekalipun tak menang, ia tetap semangat dan menikmati mengikuti kompetisi.

Alhamdulillah dari sekian banyak kompetisi yang pernah diikuti, ada juga dua medali perunggu (bebas dan dada 25 m) dan dua perak estafet yang berhasil disabet. Kaysan bisa mencicipi manisnya kemenangan, tapi ia juga belajar bahwa kemenangan bukan segalanya.


Medali perak estafet - 8 tahun

Penutup


Baru-baru ini ada kejadian Kaysan mengikuti lomba gambar di TMII. Ia pun menggambar sesuka hatinya. Ibu guru yang mendampingi sempat memberi saran untuk menambahkan gambarnya, tentu dengan maksud agar lebih "indah" dalam pandangan sang Ibu Guru. Ibu guru pun bercerita ke saya respon Kaysan yang kurang lebih sbb:

"Tenang aja bu yang penting senang. Tidak usah khawatir, Kaysan sudah biasa kalah kok". 

Hmm...ini pertanda apa yang saya tanamkan mengendap dalam dirinya, atau justru tanda-tanda pesimis :-D


Catatan:  

*) Perkembangan terbaru mengenai belajar renang untuk usia batita menurut American Academy of Pediatrics
"In the new policy, the AAP reinforces its existing recommendation that most children age 4 and older should learn to swim, but the AAP is now more open toward swim lesson classes for younger children. In the past, the AAP advised against swimming lessons for children ages 1 to 3 because there was little evidence that lessons prevented drowning or resulted in better swim skills, and there was a concern parents would become less vigilant about supervising a child who had learned some swimming skills."
Belanda mewajibkan setiap anak yang memasuki usia sekolah dasar (4 atau 5 tahun) untuk belajar berenang secara formal (schoolzwemmens). Sebagai negara yang dikelilingi air (banyak kanal-kanal di lingkungan tempat tinggal), hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko tenggelam. Kelas renang bisa diorganisir sekolah ataupun mengambilnya di luar sekolah.

**) Saya seringkali masih berpikir-pikir apa pemicu nursemaid elbow pada Kaysan :-) Sewaktu membuat tulisan ini saya melihat kembali album foto lama. Kami menemukan ada suatu masa ketika Kaysan menginjak usia 2 tahun dan rekreasi flying fox sedang naik daun. Dekat kami tinggal kala itu di Kota Baru Parahyangan ada tempat flying fox dan ia tergila-gila flying fox. Jangan-jangan itu ya pemicunya.

Flying fox - 2 tahun

3 komentar:

  1. Selamat pagi,
    Saya mau tanya klub renang terakhir yang latihannya di kolam renang taman duren sawit.
    Apa itu klub renang millennium aquatic??

    Boleh minta contact number nya millennium aquatic??

    Saya berencana mengikutsertakan anak2 saya ke klub renang tsb yg di taman duren sawit karena dkt dgn rumah.

    Mohon infonya.

    Thanks 😊 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kolam renang taman duren sawit sudah dibongkar & akan diubah penggunaannya sejak Juli 2015. Jadi sudah tidak ada Klub disana.

      Beberapa pelatih pindah ke Kolam HS Agung Pd Kopi, tapi sudah tidak dgn nama Klub yg sama.

      Hapus
  2. Selamat pagi,
    Saya mau tanya klub renang terakhir yang latihannya di kolam renang taman duren sawit.
    Apa itu klub renang millennium aquatic??

    Boleh minta contact number nya millennium aquatic??

    Saya berencana mengikutsertakan anak2 saya ke klub renang tsb yg di taman duren sawit karena dkt dgn rumah.

    Mohon infonya.

    Thanks 😊 😊

    BalasHapus

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...