Senin, 16 Mei 2016

Proyek365 Menulis

Lama sudah ingin menuliskan tentang Proyek365Menulis yang dijalankan Kaysan sepanjang 2014, tapi terus tertunda. Tugas mempersiapkan Sesi Evaluasi di acara Bincang Seru Homeschooling 2016 membuat saya akhirnya rampung menuliskannya.

Kaysan terinspirasi Tante Tia, adik saya yang lebih dulu memulai Proyek 365 of 2014. Tia membuat target untuk posting foto dari kejadian sehari-hari dengan keterangan setiap hari selama 365 hari mulai tanggal 1 Januari 2014.

Kaysan memulai proyeknya lima hari kemudian. Praktis tanpa arahan sama sekali dari saya maupun Tia. Ia memutuskan akan bercerita apa yang dia alami atau kejadian di hari tersebut lewat tulisan dan memuatnya ke blog pribadi setiap hari selama 365 hari tanpa putus.

Saya mendukung sekali inisiatifnya ini, karena salah satu kemampuan yang ingin kami kembangkan dari dirinya adalah kemampuan literasi, yang meliputi mendengar, bicara, membaca, dan menulis. Sekalipun ini proyek menulis, jangan bayangkan isi tulisannya panjang lebar.

Lihat saja di hari pertama, tulisannya hanya terdiri dari dua kalimat tentang komik yang dibacanya. Tapi bagi saya itu sudah menyenangkan, ia bisa menyampaikan fakta dan opini.



Awalnya saya bayangkan ia akan menulis seperti diari, secara kronologis kejadian satu hari, ternyata tidak demikian. Ia memilih topik dari kejadian di hari tsb, lalu ia mengeksplorasi lebih lanjut. Tak jarang ia menutup tulisan dengan kesimpulan ataupun opini. Seiring berjalannya waktu, tulisannya pun makin panjang.










Topik pilihannya sangat beragam dan kadang muncul tulisan yang membuat kami terkaget-kaget. Lewat tulisannya kami bisa melihat cara berpikirnya, wawasan, hingga keberpihakannya. Seperti dalam tulisan tentang Turap Ciliwung di bawah ini.


Luasnya topik yang diangkat, membuat kami jadi menanti-nanti apa yang akan ditulis Kaysan. Hingga rasanya ada yang hilang ketika Proyek365Menulis ini berakhir, tapi juga sekaligus luar biasa legaaaaa.
Kelegaan ini muncul karena terus terang ini proyek yang dijalani ini tidak mudah. Komitmen dan konsistensi benar-benar diuji. Semangatnya Kaysan naik turun. Sepanjang jalan keluarga inti dan keluarga besar menjadi cheerleadersnya.

Ada di satu titik menjelang berakhir, kejenuhan sepertinya tak tertahan, dimana ia marah dan ingin berhenti. Sejujurnya saya juga bimbang antara terus mendorong atau membiarkannya berhenti. Tapi ternyata ketika pikiran tenang dan bisa berpikir jernih, ia lanjut kembali. Di ujung kerja keras, ia bisa merasakan manisnya keberhasilan mengalahkan diri sendiri.



Dari proyek yang mulai secara spontan ini ternyata kami bisa mengevaluasi banyak hal, antara lain komitmen, konsistensi, kemampuan observasi, ekslorasi, analisis, beropini, dan literasi. Kami juga merasakan peran penting keluarga besar dan sahabat yang turut memotivasi anak kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...