Sabtu, 19 Februari 2011

Serunya main di kuburan...

Kaysan dan daftar pencarian
"Buuu, udah ketemu, itu di sebelah sana nisannya....”, terdengar teriakan Kaysan setelah berhasil menemukan nisan Olivia Marianne Raffles. Istri dari Thomas Stamford Raffless, Letnan Gubernur Jawa pada masa pemerintahan Inggris.

Kami memang tengah asyik bermain menemukan tulisan tersembunyi. Permainan yang tak asing bagi anak-anak ini banyak sekali dijumpai dalam majalah anak-anak. Hanya kali ini kami bermain di tengah areal yang dulunya pemakaman umum tertua di Jakarta, namun sudah beralih fungsi menjadi Museum Taman Prasasti sejak 1977.

Kaysan yang sudah sempat mulai bosan dan capek ketika diajak menyusuri Taman Prasasti sambil membaca satu per satu koleksi prasasti/nisan, ternyata balik bersemangat ketika diajak bermain. Malah dia jadi tertantang untuk menemukan semua nama yang ada dalam daftar di notes biru Tante Mel.





Di antara kami berlima yang sama-sama ke Museum di hari Sabtu (12/2/11) lalu, memang hanya Tante Mel seorang yang paling siap sudah “belajar” sebelum kunjungan. Buku karangan Adolf Heuken dan Nirwono Yoga dkk sudah rampung dibacanya.

Di dalam notes biru buatan Tobucil milik Tante Mel tercatat nama beberapa tokoh terkenal yang nisannya dapat ditemui di Museum Taman Prasasti, antara lain:
  • Soe Hok Gie (mahasiswa UI penentang orde lama yg terkenal dgn bukunya berjudul Catatan Seorang Demonstran)
  • J.H.R Kohler (panglima perang Belanda saat perang aceh yg tewas di pertempuran tsb)
  • Pieter Eberveld (keturunan Jerman dan Thailand yang dijatuhi hukuman pancung karena dituduh merencanakan makar kepada Belanda)
  • Keluarga van Rimsdijk (salah satu gubernur jenderal Hindia Belanda. Anaknya, Halventius, tuan tanah kaya raya yang menghibahkan tanahnya untuk pemakaman yang kini menjadi Museum Taman Prasasti).
  • H.F. Roll (pendiri STOVIA, cikal bakal Fakultas Kedokteran UI)
  • Dr. J.L. Andries Brandes (ahli arkeologi dan sastra jawa kuno)
  • Kapiten Jas (legenda yang makamnya diyakini dapat membawa kesuburan, keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan)
Berbekal notes biru Tante Mel, Kaysan pun lanjut sibuk mencari nisan lainnya. Ternyata tidak mudah menemukan semuanya tanpa punya petunjuk apapun terkait lokasi. Baru setelah Bapak Petugas Museum berbaik hati membukakan pintu ruang pamer, kami dapat bayangan bentuk nisan yang dicari dari foto-foto yang ditempel di dinding ruang tsb.

Alamak...ternyata di dalam ruang pamer tsb juga tertempel denah nisan (tau begitu tadi dari awal mampir ke ruang pamer dulu). Di ruang pamer tsb tersimpan juga peti jenazah duo proklamator RI.

Peti mati duo proklamator RI
 

Sebenarnya sih capek, tapi demi untuk melengkapi, ayo deh kita lihat lagi ke belakang”, ucap Kaysan ketika merasa ada satu nisan di notes biru yang belum dilihatnya, padahal tanpa disadari sebenarnya sudah terlewati (baru sadar pas lihat denah di ruang pamer). Walah...ternyata ada yang ambisius.com untuk melengkapi temuannya hari ini :-D

Terima kasih Tante Mel, Nayla dan Tante Olive untuk jalan-jalan akhir pekannya. Ternyata seru juga main di kuburan yang satu ini :-). Oh ya...tidak perlu khawatir main di sini, karena walaupun bekas areal pemakaman, tapi jenazahnya sudah dipindah semua kok. Yang tertinggal hanya lukisan peristiwa sepanjang masa dari goresan prasasti mereka yang pergi...

Museum Taman Prasasti
Alamat: Jl. Tanah Abang I No. 1, Tanah Abang, Jakpus (tepat sebelah Kantor Walikota Jakpus)
Telpon: 021 3854060
Waktu operasional: Selasa – Minggu: 09.00- 15.00. Senin dan hari libur nasional tutup.
HTM: Dewasa Rp 2.000,-

Tips berkunjung:
  • Naik Transjakarta turun di Museum Nasional (Museum Gajah) atau Harmoni. Lanjut jalan kaki sekitar 750 m.
  • Mulai kunjungan dengan masuk ke Ruang Pamer (bangunan di sayap kiri pintu masuk). Ada denah nisan dan info para tokoh terkenal lengkap dengan riwayat singkat hidupnya di ruang pamer ini.
  • Jangan menginjak atau naik ke atas prasasti/nisan yang sudah lanjut usia ini ya. Sayang kan kalau pada rusak.
  • Asyik juga kalau bawa binokular karena banyak sekali burung bersarang di pohon-pohon tua di sini. Bawa juga buku Alam Jakarta untuk tahu jenis burung apa saja yang dilihat.
  • Yang paling penting bawa minum dan cemilan, karena tempatnya buat betah berlama-lama :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...